Masjid Rahmatan Lil Alamin ini awal pembangunannya dimulakan pada tanggal 5 April 2000.
Terletak di Kampus Al Zaytun tepatnya di Desa Mekarjaya Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu Jawa Barat.
Masjid ini baru rampung sekitar 25 %
dari penyelesaian, nanti setelah rampung diperkirakan bisa menampung
150.000 jamah. Dibangun di atas area seluas 6,5 hektar dan memiliki 7
lantai yang berukuran 99 x 99 meter. Lantai ketujuh disebut sebagai atap
masjid, satu-satunya masjid yang atapnya bisa menampung kurang lebih
4000 jamaah.
Selain itu masjid ini memiliki lima buah kubah : satu kubah yang besar yang dikelilingi oleh empat kubah yang lebih kecil seperempat lingkaran, Empat kubah kecil itu merupakan simbol dari empat mazhab besar di dunia : Hanafi, Maliki, Safi'i dan Hambali.
Sedangkan
kubah besarnya merupakan risalah Muhammad yang menaungi keempat mazhab
tadi. Dan pada setiap puncak sudut masjid terdapat delapan kubah yang
melambangkan delapanpenjuru mata angin sebagai simbol seluruh penjuru
dunia.
Masjid ini mempunyai total ketinggian 73.125 meter hingga
ke puncak kubah, dimana dari setiap lantai jamah bisa melihat imam di
mihrab, mihrabnya sendiri memiliki tinggi 15 meter. Konstruksi, pondasi
dan interior masjid ini dirancang bisa tahan ratusan hingga ribuan
tahun.
Pondasi masjid ini dirancang tahan gempa karena menggunakan
pondasi kapal atau oleh kalangan insinyur sipil disebut raft
Pondation. Cara kerjanya: tatkala terjadi gempa bumi, masjid seolah-olah
sepertia kapal yang berada diantara buaian gelombang air laut. Sementara
struktur pondasinya menggunakan pakubumi. Kerangka Masjid ini
menggunkan baja berkualitas terbaik di dunia yang di impor dari Polandia, Rusia dan Korea. Jumlah tiang baja yang digunakan sebagai struktur mencapai 4.117 tiang baja, terdiri dari 3.812 baja WF dan 305 baja H.300.
Masjid
Rahmatan Lil-Alamin ini bergaya tradisonal kontemporer. Desainnya
mencakupi masjid-masjid di seluruh dunia. Bentuk lengkungan pada mihrab
misalnya mengadopsi lengkungan maqsura masjid Cordoba yang
dibangun oleh Umayyah. Sedangkan bentuk lengkungan pada empat gerbang
utama masjid mengadopsi lengkungan yang lazim digunakan pada masjid di
Mesir yang dibangun oleh Fatimiyah. Dan sebagai prasyarat untuk
ketahannya digunakan bahan granit. "Granit bisa tahan ratusan bahkan
ribuan tahun".
Masjid ini rencananya memiliki empat menara namun yang akan diselesaikan satu menara terlebih dahulu. Nama menaranya adalah Menara Pemuda dan Perdamaian. Menurut beberapa kalangan, menara masjid ini akan menjadi menara masjid yang tertinggi di Indonesia, tinggi menara tersebut 136,8 meter. Bandingkan dengan tinggi Mona yang 115 meter dan Menara Masjid Agung Surabaya yang 99 meter. Bahkan menara ini lebih tinggi daripada Menara Masjid Nabawi yang 105 meter.
Tidak
seperti umumnya masjid-masjid di Indonesia yang dibangun atas bantuan
dari Timur Tengah, dan kita semestinya bisa berbangga bahwa pembangunan
masjid Rahmatan Lil-Alamin ini murni dari biaya urunan / patungan
dan diarsiteki oleh anak bangsa Indonesia sendiri. Akhir Desember 2014,
Syeikh Al Zaytun AS. Panji Gumilang mencanangkan program untuk
penyelesaian Masjid Rahmatan Lil-Alamin ini yang bernama JAMMAS (Jahe
Ma'had Al Zaytun Membangun Masjid) yaitu dengan menanam jahe yang nanti
hasilnya digunakan untuk menyelesaikan pembangunan Masjid RLA (Rahmatan
Lil-ALamin).
Sungguh suatu cara yang elok dan elegan yang kiranya bisa
menjadi inspirasi buat kita semua. Bagi siapa saja yang berminat
mendonasikan hartanya yang diberikan Allah untuk ikut andil dalam
penyelesaian masjid RLA ini semoga Allah membalas amal perbuatannya
dengan pahala yang berlipat ganda.
Beberapa Hadist tentang keutamaan Membangun Masjid :
“Barangsiapa
yang membangun sebuah masjid kerena mengharap ridha Allah SWT maka
Allah akan membangun untuknya seperti yang telah ia bangun dalam surga.”
(HR Bukhari dan Muslim) (Sumber : http://www.kompasiana.com)
0 komentar:
Posting Komentar